Lukisan Pak Jenderal
Suatu ketika, saya pernah diundang makan siang oleh teman-teman dari sebuah komunitas. Kebetulan pada saat itu tempatnya di sebuah restoran Sunda yang cukup besar dan populer di kota saya.
Kalau nggak salah, ini adalah kunjungan saya yang kedua ke restoran tersebut. Karena sebelumnya saya juga pernah dundang makan-makan oleh teman-teman dari komunitas lainnya di tempat yang sama. Cuma memang pas yang pertama itu waktunya malam hari.
Pada waktu itu saya semangat sekali ikut makan-makan di sana. Soalnya selain mumpung dapat traktiran gratisan, juga kebetulan menunya enak-enak di sana. So karena itu saya pun merasa nggak rugi menerima ajakan teman-teman saya tersebut.
Bukan itu saja. Di kunjungan kedua saya kali ini, saya juga mendapatkan hal menarik yang tak saya jumpai di kesempatan pertama.
Ya pada saat itu secara tak sengaja saya melihat sebuah lukisan seorang tokoh yang memakai seragam kebesaran TNI. Kala itu karena merasa wajahnya tak asing di mata saya, maka saya pun sempat memperhatikannya dengan cukup lama.
Belakangan saya baru ingat, kalau tokoh dalam lukisan itu adalah Pak SH, seorang purnawirawan TNI bintang 4 atau dengan pangkat terakhir Jenderal.
Awalnya saya hanya sekedar mengingat-ngingat saja tentang nama dan sosok beliau plus kiprahnya di dunia militer Indonesia pada masa-masa sebelum dia pensiun. Namun ntah kenapa belakangan saya juga merasa tertarik dan terpesona dengan sosoknya yang tampil dalam lukisan tersebut.
Ya kebetulan dia tampilannya itu berkumis tebal dan perwakannya gagah. Asli melihat pemandangan itu, saya merasa langsung jatuh cinta kepada orang ini.
Tentu yang paling membuat saya klepek-klepek terhadap sosoknya adalah pesona kumis tebalnya yang rapih nan menggoda. Suer deh! Ketika itu pas diperhatikan lebih lama, kumisnya itu membuat saya seperti ingin berfantasi dengannya.
Setelah melihat moment itu dan kemudian saya pulang ke rumah, saya kemudian mencari tentang jati diri dia beserta gambar/fotonya di internet.
Asli! Kalau diperhatikan, memang sosok Pak Jenderal ini benar-benar menggoda saya secara tampilan fisik dan wajahnya yang berkumis tebal, yang memang tipe pria favorit saya selama ini.
Selanjutnya sosok Pak Jenderal ini sering teman fantasi saya hingga beberapa waktu lamanya.
Ya meski secara usia dia sudah sepuh banget dan dari raut wajahnya pun sudah terlihat kerutan-kerutan, namun bagi saya dia masih tetap mempesona dan menggoda.
Bahkan andai dia ditakdirkan untuk menikah lagi dan kebetulan sayalah yang terpilih sebagai calon isterinya, saya tidak akan menolak.
Suerr deh! Saya membayangkan betapa bahagianya saya andai itu bukan sebuah khayalan semata. Sebab saya pasti akan merasakan sentuhan dan kecupan bibirnya yang berkumis tebal itu sesering mungkin.
Lalu saya juga membayangkan jika pas pada malam pertama tubuh saya akan dicumbu habis oleh bibir dan kumisnya dan kemudian diakhiri dengan dia meniduri saya.
Ah betapa syahdunya andai semua itu bukanlah sebuah angan-angan. Karena jujur, hasrat saya cukup tinggi juga kepadanya. Terutama kalau sudah lihat kumisnya itu lho yang tebal dan hitam namun tampak rapih nan menggoda.
Selanjutnya Pak Jenderal ini sering jadi teman fantasi saya dalam waktu yang cukup lama. Sayang sekarang sudah tak pernah lagi, karena penampilannya makin ke sini makin kelihatan tua banget fisik dan wajahnya.
Meski demikian pesona kumis tebalnya masih cukup menggoda. Soalnya masih terlihat hitam dan rapih. Dan terkadang kalau diperhatikan lama-lama, bikin bergairah juga.
Suerr deh! Seandainya dia niat mau kawin lagi, saya masih rela bersedia. Soalnya saya masih penasaran sama kumisnya itu. Dan pastinya masih dinikmati jika saya mencumbunya dan atau melumatnya.
"Aduh Pak Jenderal! Kapan mimpi neng jadi isteri bapak benar-benar kesampaian? Soalnya eneng sangat tergila-gila sekali sama kumis bapak, yang hitam tebal nan menggoda."
Komentar
Posting Komentar