Sejenak Bersama Pak RT (bag. 3)
"Neng!"
"Neng!"
"Neng!"
"Kamu dimana sih?"
Tiba-tiba Pak Sauri menyahutku dari kamar tidur. Sementara pada saat itu aku baru saja keluar dari kamar mandi, pasca mandi dan sekaligus persiapan bersih-bersih buat berangkat kerja..
"Iya, iya Pak. Eh bapak udah bangun. Kapan bangunnya?" Jawab aku atas panggilan suamiku kala itu, yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan untuknya..
"Barusan. Eh sekarang jam berapa sih?" jawab dia yang sambil balik lagi bertanya kepadaku, dengan kondisi tenaganya yang belum full. Bahkan matanya masih kriyap kriyip..
"Jam setengah satu Pak. Emang kenapa? Bapak ada mau acara atau kegiatan pada jam segini?" Jawab aku yang diiringi lagi sebuah pertanyaan dariku..
"Nggak ada sih. Cuma nanya aja Bapak. Eh Bapak tolong bikinin kopi dong!" Jawab dia, yang sambil menyuruhku membuatkan kopi untuknya..
"Lho, kan kopi yang tadi pagi masih ada dan belum habis. Masa mau dibikinin lagi?" Sanggah aku dengan alasan yang jelas, atas permintaannya itu..
"Ah kamu ini gimana sih! Kopi yang tadi pagi kan sudah dingin. Dan pasti rasanya sudah nggak enak". Kilah suamiku atas kalimat protesku tersebut..
"Terus kopi tadi dikemanain?" Lagi aku mencoba memberikan pertanyaan, sebagai pertanda aku kurang setuju dengan permintaan itu..
"Ah kamu repot-repot amat. Ya dibuanglah" Jawab dianya lagi, yang kali ini dengan wajah serius..
"Oke deh. Tapi bentar ya, Neng mau sholat Dzuhur dulu" Jawab aku dengan kalimat diplomasi, buat merespons permintaannya pada siang itu..
"Ah lama. Bapak pengennya sekarang" Jawab dia yang sepertinya memang permintaannya itu keukeuh mesti dituruti pada saat itu juga..
Alih-alih menolak permintaannya, aku pun kemudian malah memberikan saran untuknya "Mending Bapak sekarang mandi dulu biar seger dan terus sholat. Habis itu baru deh ngopi lagi"..
"Ya udah deh Bapak mandi dulu" Jawab dia, yang kali ini seperti nurut dengan ucapanku..
*****
Dengan menyeruput kopi buatanku yang sambil sesekali menghisap sebatang rokok, Pak Sauri duduk santai siang itu di sofa ruang tamuku. Aku sendiri pada saat itu tengah bersiap berangkat kerja, karena kebetulan hari ini aku kebagian shift dua..
Namun berhubung waktunya masih agak lama, aku pun kemudian ikut duduk menghampiri buat sekedar menemaninya. Sayangnya baru saja aku duduk, tiba-tiba dia seperti mau sudahan saja ngopinya. Itu ditandai dengan tiba-tiba saja dimatikan api rokoknya..
"Lho, bapak mau kemana? Koq rokoknya tiba-tiba dimatikan? Padahal masih agak panjang lho. Apa nggak sayang? Hehe" tanyaku kepada Pak Sauri ketika itu, dengan sedikit senyum..
"Bapak mau pulang sekarang ya!" jawab Pak Sauri kemudian..
"Lho koq pulang sekarang?" tanyaku lagi kepadanya..
"Iya, soalnya di rumah bapak lagi banyak urusan" jawab dia lagi..
"Ah bapak mah, suka gitu deh. Neng kan masih ingin deket-deket terus sama bapak. Tapi sekarang malah mau pulang" respons aku kemudian dengan nada kecewa..
"Ah kamu suka manja deh ah. Lagian kamu juga mau berangkat kerja kan? Jadi untuk apa bapak lama-lama di sini" jawab suamiku, atas respon kekecewaanku itu..
"Iya sih. Tapi maksudnya pulangnya ntar aja, pas neng mau berangkat kerja. Jadi sekalian gitu, keluar rumahnya bareng" dan akupun kemudian memberikan alasan atas responsku tersebut..
"Tapi bapak maunya pulang sekarang. Soalnya sudah ditunggu. Ini aja mungkin udah telat" kilah Pak Sauri yang sepertinya keukeuh mau pulang pada saat itu juga..
"Oke deh kalau mau pulang mah" akhirnya akupun mengamini permintaan pulangnya ketika itu..
"Nah gitu dong! Itu baru namanya isteri bapak yang caem" respons Pak Sauri yang sepertinya hendak menghiburku..
*****
"Bapak pulang ya neng sekarang!" ucap Pak Sauri ketika hendak pamit meinggalkanku pada siang itu..
"Iya pak!" jawab aku dengan nada yang tak bersemangat, karena merasa kecewa dengan kepulangannya ketika itu..
"Kamu jangan sedih dong! Nanti bapak kan ke sini lagi" respons Pak Sauri kemudian yang seolah ingin menghiburku..
Belum juga aku menjawab atas responsnya itu, tiba-tiba dia kemudian mencium keningku dengan penuh mesra dan cukup lama. Setelah itu kemudian dia berucap: "Bapak sayang kamu neng!"
"Ah bapak..!!!" jawab aku atas ucapannya itu dengan penuh manja, sembari memeluk dia dengan erat. Sangat erat sekali, hingga seperti enggan kulepaskan tubuhnya ini dari pelukanku..
"Ya udah, bapak pulang ya sekarang" respons dia kemudian yang kali ini sambil menatap wajahku dalam-dalam..
"Iya pak" jawab aku dengan sedikit senyum..
Mendengar responsku itu, Pak Sauri tidak membalasnya dengan kata-kata namun dia malah memberikan sebuah kecupan di bibirku dengan penuh mesra dan kasih sayang. Bahkan sentuhan bibirnya itu, jauh lebih lama ketimbang pas mencium keningku sebelumnya..
Asli, saking lamanya sampai-sampai terasa banget bulu kumisnya yang kasar dan sudah memutih itu. Tapi aku nggak merasa kegelian, karena bagiku ini sudah biasa. Bahkan aku memang menyukainya dan dia pun tahu itu. Makanya dia mau melakukan adegan itu, karena tahu kalau aku sangat suka sekali dengan pesona kumisnya tersebut..
Dan akhirnya, Pak Sauri pun berlalu dari depanku dan sekaligus dari rumahku pasca dia melepaskan kecupan bibirnya untukku. Selanjutnya dia pun pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Karena memang kebetulan jarak rumahnya dengan rumahku, agak dekat..
Aku sendiri setelah itu segera bergegas dan bersiap-siap untuk berangkat kerja..
TAMAT
Komentar
Posting Komentar