Sungguh, Rasa Cintaku Ini Sehangat Gorenganmu Mas! (bag. 3)
"Neng, kamu nyesel nggak sih nikah sama mas?" tanya mas Rohman seketika, sesaat kami pasca melakukan kencan bersama..
"Ya nggaklah! Kenapa mesti nyesel?" jawab aku langsung, yang saat itu posisinya masih terbaring di samping tubuhnya dia..
"Aku malah bahagia banget bisa nikah sama mas. Soalnya dengan mas, aku bisa merasakan kenikmatan yang mas berikan untuk aku. Termasuk cinta dan kasih sayang dari mas" aku kemudian menambahkan, sebagai alasan dari jawabanku itu..
"Ah yang bener?" tanya suamiku, yang seperti nggak percaya dengan jawabanku tersebut..
"Bener mas, suerr..!" jawab aku lagi yang kali ini sampil merebahkan wajahku di tubuhnya dia..
"Kenapa sih mas nanya begitu? Mas nggak percaya ya, kalau aku benar-benar mencintai dan sayang mas" aku kembali bertanya kepadanya..
"Nggak! Mas nggak percaya aja, orang secantik kamu mau nikah sama mas. Padahal kamu tahu sendiri kan, kalau mas adalah seorang duda, sudah tua dan pekerjaannya hanyalah seorang penjual gorengan" jawab suamiku, sebagai alasan pertanyaan dia sebelumnya..
Mendengar alasan dia itu, aku kemudian langsung beranjak ke atas tubuhnya dan lalu seketika mencium bibirnya. " Mas, aku benar-benar cinta dan sayang sama mas. Makanya itu aku mau nikah sama mas"..
"Mas nggak percaya sama aku?" tanya kembali aku kepadanya, yang kali posisiku tepat berada di atas tubuhnya dia dengan wajah bersandar di atas dadanya..
"Udahlah mas! Mas kan udah sering nanya hal ini. Kenapa mesti diperdebatkan lagi sih?" aku kemudian menambahkan, yang kali ini ucapanku sebagai bentuk protes atas pertanyaannya pada saat itu..
"Bukan begitu neng! Tapi mas kadang suka bingung sendiri, dengan apa yang udah neng lakukan sama mas. Di sisi lain keputusan kamu untuk mau nikah sama mas, apa nggak bikin risih orang lain? Karena pastinya kan mereka bingung dengan jalan yang sudah kamu pilih ini" jawab suamiku, yang pada saat itu sambil mengelus-elus kepalaku..
"Tenang mas! Aku tahu koq konsekuensi dari atas apa yang aku pilih ini. Tapi aku nggak peduli. Yang penting aku happy dan menikmatinya. Bodo amat orang mau bilang apa. Dan bodo amat mereka mau ngatain aku wanita apa" jawab aku dengan nada tegas..
"Kamu benar-benar wanita yang luar biasa neng!" puji suamiku buat sebagai jawaban dari atas ucapanku itu..
"Ah mas bisa saja. Aku kan melakukan ini, karena demi cinta dan sayangku sama mas, yang begitu besar. Dan aku akan melakukan apa saja, asal mas senang. Dan aku juga rela berbuat apa saja, asal mas bisa bahagia" timpal aku buat membalas pujian suamiku itu..
"Makasih ya neng! Atas perhatian dan juga pengorbananmu kepada mas" puji suamiku lagi, yang kali ini sambil mengecup bibirku dengan penuh mesra..
"Mas janji, mas akan berusaha membahagiakan kamu dengan cara apapun" tambah dia lagi, yang kali ini seperti mengutarakan sebuah janji kepadaku..
"Iya mas. Makasih juga ya atas perhatian yang selama ini udah neng rasakan dari mas" jawab aku kemudian yang sambil mengecup bibirnya dia dengan agak lama..
"Lho koq kamu malah cium bibir mas sih?" tanya suamiku keheranan ketika tiba-tiba aku mencium bibirnya..
"Kan tadi mas juga cium bibir aku. Jadi apa salahnya aku membalas ciuman mas itu? Hehe" jawab aku yang seperti bernada lugu..
"Emang kamu nggak merasa risih? Bibir mas hitam dan bau lho neng" tanya suamiku buat sebagai jawaban atas ucapanku yang sebelumnya..
"Kenapa harus risih? Aku kan suka sama bibir mas. Terutama itu lho yang bagian atasnya, yang klimis tanpa kumis. Hehe" jawab aku kemudian, yang sambil meraba-raba bibirnya dia dan juga bagian atasnya..
"Kamu tuh ya, bisa aja nyenengin hati mas. Ya udah kita tidur yuk, udah malam nih soalnya" timpal suamiku yang dilanjutkan dengan ajakan untuk tidur di malam itu..
"Emang mas udah ngantuk" tanya aku buat menjawab ajakannya kala itu..
"Udah neng" jawab suamiku dengan singkat..
"Ya udah kalau gitu, neng juga mau tidur. Eh tapi bentar, aku mau pergi ke dapur dulu mau ambil minum" timpal aku kemudian yang sambil bergegas bangun dari tempat tidur..
"Neng, bawa air minumnya yang banyak ya. Soalnya mas haus juga" perintah suamiku saat aku mulai beranjak pergi ke dapur..
"Siap bos..!!!" jawab aku sambil menoleh ke wajah suamiku dari agak kejauhan..
*****
"Ini mas air minumnya" sapa aku ke suamiku sekembalinya dari dapur tadi, dengan sambil menyodorkan gelas kepadanya..
"Lho kamu sendiri nggak minum" tanya dia yang sambil beranjak dari tempat tidur dan lalu duduk di dekatku..
"Aku tadi udah minumnya di dapur. Yang ini khusus aku bawakan buat mas tercinta" jawab aku dengan nada sedikit romantis..
"Terima kasih sayang, atas perhatianmu padaku" jawab dia yang dengan nada romantis juga, yang diringi dengan tegukan air minum yang ku berikan padanya..
"Ya udah, yuk kita tidur neng!" lanjut dia yang sambil mengajakku untuk tidur di malam itu..
Aku tak menjawab ajakannya ketika itu. Yang ada aku malah sibuk merapihkan gelas air minum bekas suamiku tadi. Sedangkan dia langsung berbaring dan lalu memejamkan mata..
Selanjutnya aku pun bergegas naik ke tempat tidur, walau sebenarnya aku belum ngantuk-ngantuk amat. Ya mau bagaimana lagi? Setelah suamiku tidur, aku seperti bingung harus ngapain..
Pada akhirnya aku jadi cuma tidur-tiduran. Sementara itu, aku lihat suamiku sudah tertidur pulas. Mungkin karena dia capek habis jualan dan juga kan tadi kita sudah ML..
Selanjutnya dalam kegabutanku kala itu, tiba-tiba saja aku jadi seperti pengen memandang wajah suamiku. Pikirku, lumayanlah buat sekedar mengusir rasa betheku yang belum juga merasa ngantuk di malam itu..
"Mas, aku benar-benar cinta dan sayang sama mas. Sungguh mas! Aku tulus dan ikhlas dalam mencintai mas. Karena itu, aku rela nikah dan hidup bersama mas. Ya walau aku tahu, mas orangnya kaya gimana dan kita memiliki beberapa perbedaan yang mencolok" gumam aku dalam hati ssat memandang suamiku ketika itu..
"Buat aku, mas sekarang adalah kebahagiaanku. Dan aku akan setia menjalani dan menikmatinya sampai kapanpun bersama mas. I love you mas Rahman" tambah aku lagi, yang kali ini sambil mengecup bibirnya saumiku dengan penuh mesra..
T A M A T
Komentar
Posting Komentar