Semalam Bersama Bang Maman (bag. 3)



Tiba-tiba saja aku terbangun manakala adzan subuh baru saja selesai berkumandang dan bersahutan. Namun ntah kenapa rasa malas tiba-tiba menyerang diriku pada saat itu. Padahal biasanya aku kadang langsung beranjak dan lalu pergi ke kamar mandi buat wudhu dan lalu sholat..


Apa mungkin karena aku masih merasa capek, dari akibat kencan yang semalam tadi aku lakukan dengan suamiku yaitu Bang Maman? Atau mungkin justru karena keberadaan dia di sampingku pada saat ini? Kebetulan memang dia menginap di rumahku malam tadi, pasca kami melakukan ML..


Alih-alih menghalau perasaan malas itu, yang ada malah kemudian aku jadi tertarik melihat wajah suamiku yang pada saat itu masih tertidur pulas. Ketika itu ntah kenapa aku kaya seperti ingin memandanginya lebih lama dan lebih dekat..


"Bang! Abang ini kenapa sih wajahnya nggak ngebosenin? Terutama lihat bibir yang bagian atasnya. Ih, bikin selalu gemes neng deh" gumam hati kecilku pada saat itu, yang sambil tak lupa kuusap-usap dan kubelai wajahnya serta kuraba-raba bagian bibirnya itu..


Selanjutnya setelah aku memandangi wajahnya, ntah kenapa aku jadi tergoda untuk menciumi bibirnya. Dan benar saja sebuah kecupan bibirku untuknya tak lama kulepaskan dengan penuh mesra dan tentunya dengan waktu yang cukup lama..


Asli, aku seperti nggak pernah merasa puas dan bosan dengan pesona bibirnya itu. Padahal baru tadi malam aku habis mencumbu bibirnya pada saat kita mau ML. Ntahlah! Sepertinya hasrat dan gejolak nafsuku ini selalu membara, jika sudah melihat bibirnya Bang Maman..


Ah tapi aku tak peduli! Yang penting aku merasa happy and senang. Lagipula dia kan suamiku sendiri. Jadi ya bebas-bebas saja toh aku mau apa-apain dia, selama tidak merugikan dia dan orang lain. Dan satu hal yang pasti, aku melakukannya dengan penuh rasa cinta dan keikhlasan..


Aku juga nggak mikir, kalau perasaanku kepada Bang Maman itu seperti sudah "kelewat batas". Padahal dia itu sudah berumur, padahal dia itu tempramen, dan padahal juga aku cuma dijadikan isteri keduanya. Namun perasaan cintaku yang besar seperti mengalahkan segalanya. So aku rela melewati semuanya ini, hanya demi untuk orang yang kucintai yaitu Bang Maman..


*****


"Eh Abang udah bangun rupanya!" sapaku pada Bang Maman, sesaat aku baru saja selesai mandi dan masuk kamar. Namun baru saja aku mau meneruskan percakapanku pada saat itu, tiba-tiba dia langsung menjawab: "Eh mana handuk? Gue mau mandi nih!"


"Tuh ambil aja di jemuran yang di dapur. Ambilnya yang sudah kering ya. Jangan yang masih basah" kataku kepadanya, yang sekaligus buat menjawab permintaan dia pada saat itu..


Selanjutnya diapun bergegas pergi ke dapur. Sementara aku sendiri yang saat itu masih pakai handuk, terus ganti baju dan lalu mengerjakan sholat subuh..


"Eh elu udah beres belum sholatnya? Kalau udah, gantian dong!" pinta Bang Maman, sesaat aku baru saja selesai menunaikan kewajiban sholat di pagi buta itu..


"Bentar, bang!" Jawab aku kala itu, seraya kemudian melipir jauh dari sajadah yang jadi tempat sholatku barusan..


Ya gitu-gitu suamiku Bang Maman lumayan rajin juga sholatnya. Ya meskipun dia itu tempramen dan agak begajulan tampilannya, tapi kalau soal kewajiban sholat dia tak pernah alpa untuk mengerjakannya dan itu tanpa disuruh olehku..


Tapi ini kalau pas di depanku ya, atau pas dia lagi ada di rumahku. Ntah deh kalau di rumahnya, apakah rajin juga sholatnya atau nggak. Ya semoga aja dia memang aslinya seperti itu, baik pas lagi d rumahku maupun pas di rumahnya (baca: isteri tuanya)..


Sebagai salah seorang isterinya juga, tentu aku berharap dia itu sholeh. Ya setidaknya dia selalu ingat kewajiban dia sebagai seorang muslim, yakni mengerjakan sholat lima waktu dimana pun dan kapan pun. Karena bagaimanapun juga kedudukan dia itu adalah suamiku, yang notabene adalah imam dalam kehidupanku..


*****


Gubrak!!! Tiba-tiba terdengar suara itu di tempat tidurku, manakala aku sedang beres-beres baju di lemari kamarku. Sontak mendengar itu, aku langsung menoleh ke tempat tidurku yang ternyata itu suara Bang Maman yang akan merebahkan badannya, pasca habis mengerjakan sholat subuh..


"Bang! Abang mau tidur lagikah?" tanyaku kepadanya pada saat itu..


"Iya" jawab dia dengan singkat, yang sembari kulihat matanya sudah mau terpejam..


"Padahal neng tadinya mau bikin kopi buat Abang" sambung aku kemudian. Dan memang sepertinya dia mau berniat meneruskan tidurnya di pagi itu, kalau dilihat posisi raganya yang sudah berbaring pewe di tempat tidurku..


"Udah aja ntar" jawab dia lagi, yang kala itu dia hendak tidur dalam keadaan masih memakai sarung pasca habis sholat subuh sebelumnya..


"Ya udah deh kalau gitu mah, tidur aja dulu" sambung aku lagi, yang sembari meneruskan aktifitasku di pagi itu yakni membereskan pakaianku yang ada di lemari..


Dan benar saja, dia tertidur pulas setelah aku memperhatikannya dalam beberapa saat kemudian. Ya mungkin dia memang masih ngantuk pada saat itu. Atau dia masih merasa capek, akibat dari "pertempuran" kami semalam hingga masih butuh istirahat lagi?


Hemmh, ntahlah. Yang jelas kalau soal capek mah, aku juga capek sebenarnya. Tapi karena aku menikmatinya, jadinya ya dibawa santai. So pada saat itu ya aku tidak merasakannya dan memang yang udah-udah juga aku selalu begitu..


*****


Tiba-tiba saja aku seperti ingin melihat dan sekaligus memperhatikannya wajahnya ketika dia masih tertidur poulas di tempat tidurku. Padahal kala itu aku hanya ingin mengecek, apakah Bang Maman suamiku sudah bangun atau belum..


Maklum ketika itu waktu sudah mau menunjukan jam 8 pagi dan aku menghampirinya karena biasanya di jam segini dia otw pulang dari rumahku. Ya maksudnya kali aja dia pada saat itu sudah bangun dan sudah bersiap-siap mau pulang dari rumahku. Namun nyatanya dia masih tertidur pulas pada saat itu..


Aku tidak berkata apa pun ketika aku memandangi wajahnya saat dia masih tertidur itu. Yang aku lakukan hanyalah meraba-raba bagian bibir atasnya, yang memang menjadi bagian favorit dari tubuh suamiku..


Sempat terbersit dalam hatiku, buat mencium bibirnya karena memang aku tak pernah merasa bosan dengan pesona bibirnya tersebut. Ah tapi kupikir, kaya aku nggak pernah merasa puas aja secara tadi malam aku sudah melakukannya pas saat kita mau ML. Pun begitu juga pas tadi aku bangun subuh..


Pada akhirnya, untuk mengobati hasratku itu, akhirnya aku hanya mencium pipinya saja yang sebelah kanan. Kebetulan pada saat itu, posisi tidurnya dia dalam keadaan miring ke kanan..


Selanjutnya aku tak berlama-lama di tempat tidur, karena sebelumnya aku memang lagi di dapur lagi masak, buat mempersiapkan sarapan untukku dan untuk suamiku Bang Maman..


Akan tetapi baru saja beberapa menit aku berada di dapur, tiba-tiba Bang Maman seperti memanggilku dari kamar: " Neng! Neng!"..


"Iya bang, ada apa?" Jawab aku kemudian, seraya menghampirinya di kamar tidur. Dan memang kulihat dia sudah bangun dan hendak bersiap-siap untuk pergi dari rumahku..


" Gue pulang ya" Ucap dia ketika itu kepadaku..


"Aduh jangan dulu dong. Sarapan dulu kenapa Bang? Kebetulan aku udah mau siapin nih" Jawab aku atas ucapannya itu..


"Tapi gue buru-buru nih" Tegas dia, buat menanggapi permintaanku kala itu..


"Aduuuhh, sebentar aja. Mumpung kebetulan makanannya udah matang dan udah siap. Ayolah! Sekali-kali sarapan di sini kenapa Bang. Kan Abang belum pernah" Bujuk aku atasnya, buat menolak kepergiannya pada saat itu..


"Ya udah deh!" Jawab dia yang akhirnya mengamini permintaanku pada pagi itu..


Dan akhirnya dia pun bersamaku bergegas pergi ke dapur buat sarapan pada pagi hari itu. Setelah kami selesai makan, barulah dia kemudian pamit pulang..


"Gue pulang ya" Ucap dia, sembari bersiap-siap keluar dari pintu rumahku pada pagi itu..


"Iya" jawab aku kemudian, dengan nada seperti tak bersemangat. Wajarlah aku merasa demikian, secara beberapa saat lagi aku bakal ditinggal suamiku pergi..


Setelah ucapan pamit itu, dia pun lalu mengecup keningku, kedua pipiku dan bibirku dengan penuh mesra sebagai tanda cinta dan sayangnya kepadaku..


"Abang kapan kesini lagi?" Tanya aku kepadanya, sembari menghampirinya di sepeda motor yang akan membawanya pergi dari rumahku..


"Nantilah, Gue hubungi Elu lagi" Jawab dia atas pertanyaanku kala itu..


"Tapi jangan lama-lama ya Bang!" Respon aku atas jawaban dia ketika itu dengan nada manja..


"Iya, Elu tenang aja. Gue pasti kesini lagi koq. Karena kan Elu bini Gue!" Jawab dia lagi dengan tegas..


"Iya tapi maksudnya harus lebih sering gitu. Neng kan sering banget kangen sama Abang" respons aku lagi, yang kali ini dengan nada agak merayu..


"Ah Elu! Kaya selama ini nggak pernah Gue perhatikan saja" Jawab dia dengan nada serius..


Baru saja mau aku respons lagi atas ucapannya itu, tiba-tiba dia kemudian sudah menyalakan motornya yang pertanda dia sudah siap-siap otw untuk pulang..


"Udah ya Gue pulang sekarang" Ucapnya ketika itu yang mana kedua tangannya sudah dalam posisi standbye di stang motornya..


"Ih bentar dulu atuh" Tiba-tiba aku seperti mau mencegahnya pergi dari rumahku..


"Emang mau apa lagi sih?" Tanya dia dengan mimik yang serius dan keheranan..


"Ah nggak, Neng cuma minta dicium sekali lagi sama Abang" Jawab aku, dengan nada malu-malu namun seperti sedang mengiba..


"Ah Elu. Kaya nggak sering aja dapat ciuman dari Gue" Jawab dia, atas permintaanku kala itu..


"Ya udah sini" Sambung dia kemudian, yang sambil lalu tiba-tiba dia mencium bibirku dengan penuh mesra..


Tentu aku merasa senang dengan aksinya itu. oleh karena aku emang sangat suka banget dengan pesona bibir Bang Maman. Asyiknya, dia ketika itu menciumnya agak lamaan. Ah nikmat bin syahdu deh pokoknya..


Ntah kenapa dia menciumku agak lamaan pas mau pulang itu. Tapi mungkin dia tahu, kalau aku benar-benar mencintai dan menyayanginya. Dan dia juga tahu, kalau hal yang paling kusukai darinya itu adalah saat dia mencium bibirku..


"Udah ya Gue pulang sekarang" Ucap dia, selepas dia melakukan aksi ciuman tersebut. Kala itu dia berkata sembari tersenyum kepadaku..


"Iya Bang! Hati-hati di jalan ya. Eh iya lupa, makasih atas semua perhatian yang udah Abang berikan ke Neng pada hari ini" Jawab aku dengan penuh kegembiraan, sembari tak lupa menitipkan pesan-pesan yang positif untuknya..


"Ah Elu, pake ngucapin terima kasih segala. Elu kan isteri Gue. Jadi ya Elu jadi tanggung jawab Gue juga. Dan sudah seharusnya Gue merhatiin kehidupan Elu" Respons dia atas ucapanku tersebut..


"Ya udah ah, Gue berangkat pulang ya Neng!" Sambung dia kemudian yang sambil berlalu dengan motor yang dinaikinya..


"Ya udah, dadah Abang!" Respons aku untuk menjawab atas kepergiannya kala itu dari rumahku..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perubahan Itu Telah Membuatku Jatuh Cinta Padanya

Love Forever

Seandainya Aku Bisa Menjelma Jadi Anaknya

Sejenak Bersama Pak RT (bag. 3)

Sungguh, Rasa Cintaku Ini Sehangat Gorenganmu Mas! (bag. 3)

Please! Buka Dong Maskermu Pakdhe

Kisah Cinta 3 Malam

Kangen (Seperti Dulu)

Tetanggaku, Idolaku

Bolehkah Aku Ikut Membantumu Cukuran Bang?