Semalam Bersama Bang Maman


"Tok tok tok"..!!! Tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu, dari depan rumahku pada malam itu. Suaranya tidak terlalu kencang dan namun juga tidak terlalu pelan. Tapi ini tidak terlalu mengagetkanku sebenarnya. Karena kalau dari dilihat dari gelagatnya, aku tahu siapa sebenarnya yang mau datang ke rumahku pada malam itu. Dan memang kebetulan aku sedang menunggunya..


"Eh abang, jadi juga datang ke sini" sapa aku ke orang itu ketika aku menyambut kedatangannya di depan pintu..


"Jadi dong! Gue kan udah janji ama elu" jawab dia, sembari tak lupa dia mencium keningku, kedua pipiku dan bibirku dengan penuh mesra dan kehangatan, buat sebagai pertanda rasa cinta dan kasih sayangnya yang begitu besar kepadaku..


Ya dialah Bang Maman, suamiku yang pada malam itu datang berkunjung ke rumahku. Dia datang tentu saja buat melepas rasa rindunya kepadaku, yang memang jarang-jarang dia curahkan setiap saat dan setiap waktu (meskipun aku adalah isterinya)..


Maklumlah, Bang Maman ini tak bisa sering-sering main ke rumahku. Soalnya kebetulan dia statusnya punya isteri yang lain (plus keluarganya) nun jauh di sana. Dan dia itu adalah isteri pertamanya alias isteri tuanya. Sementara aku statusnya hanyalah isteri keduanya, yang baru dinikahinya pada sekitar 4 bulan yang lalu..


*****


"Tolong bikinin kopi dong gue!" pinta langsung Bang Maman kepadaku, sesaat tak lama ia masuk ke dalam rumahku. Padahal dia belum duduk sama sekali di sekitar area rumahku..


"Aduh abang! Baru aja datang dan abangpun belum duduk sama sekali. Santai dulu napa bang!" sanggah aku buat menampik perintahnya dia pada saat itu..


"Udah, buruan sana bikinin! Gue lagi suntuk nih!" gertak Bang Maman kemudian, buat menegaskan perintahnya itu dengan muka yang serius plus matanya yang agak sedikit melotot..


"Iya" jawab aku dengan raut muka yang agak sedikit kesal, karena bentakan Bang Maman tersebut. Selanjutnya akupun bergegas pergi ke dapur buat bikin kopi pesanannya dia..


Ya Bang Maman itu memang agak tempramen orangnya. Sedikit saja hatinya tersinggung atau salah faham, langsung ngomel-ngomel atau marah-marah dengan kata-kata kasar. Pun begitu ketika keinginannya tak segera diamini oleh orang yang berada di dekatnya..


Meski demikian dia tidak pernah main fisik atau kekerasan ketika emosinya itu sedang terganggu. Pun sebenarnya dia juga punya sisi baik dan tentunya dia juga mempunyai rasa humor yang tinggi. So walau aku kadang suka sebal dengan sikap negatifnya itu, namun dari sisi yang lain aku juga sangat menyukai dan mengagumi sosoknya..


Tentu aku menyukai dan mengagumi bukan karena dia adalah suamiku. Tapi karena aku memang benar-benar mencintainya dengan setulus hati. Dan karena hal ini pula, aku rela dijadikan isteri kedua olehnya. Sebab perasaanku kepadanya memang sudah tak bisa dibendung lagi..


*****


"Ini bang kopinya" sapa aku kepada Bang Maman, sesaat kopi yang diminta olehnya telah selesai kubuatkan. Kala itu dia sedang menonton pertandingan sepakbola di televisi, yang memang tontonan kegemarannya..


"Simpen aja di meja" jawab Bang Maman yang sepertinya memang sangat khidmat sekali nontonnya, hingga seperti tak memperdulikan aku yang berada di sekitarnya..


Mendapat perintah demikian, lantas kopinya kutaruh di meja dan persis di depannya dia. Sejurus kemudian dia mulai menyeruput sedikit demi sedikit, sambil tak lupa membakar sebatang rokok dan lalu dihisapnya dengan dalam-dalam..


Aslinya aku tak pernah suka dengan acara pertandingan sepakbola di TV. Namun kalau Bang Maman yang nonton, terkadang aku suka ikutan nonton. Pun juga ketika pada saat itu, yang mana aku pun ikut menonton dengan posisi di samping kanannya Bang Maman, sembari aku senderan manja kepadanya..


Tentu kalaupun aku ikutan nonton, niatnya bukan hanya sekedar ingin menemaninya. Namun terkadang memang aku ingin selalu dekat dengannya, ketika dia berada di rumahku. Maklum, kita jarang bertemu dan sekalinya bertemu sudah pasti rasa kangen ini melanda di hati..


Dan aku juga nggak pernah berkomentar atau bereaksi apapun ketika ikutan nonton itu, sebagaimana kebiasaan orang-orang kalau nonton pertandingan sepakbola. Karena jujur sekali lagi, aku memang niatnya cuma ingin menemaninya sambil ingin bermanja-manja dalam pelukannya..


Ya walau kadang terasa membosankan nonton sepakbola itu (karena aku memang nggak ngerti sama sekali), tapi aku kadang menikmatinya. Tentu aku menikmati kehangatan pelukan Bang Maman, dan bukan tontonan sepakbolanya..


*****


"Bang! Kencan yuk" pinta aku kepada Bang Maman, sebagai kode kalau aku ingin berhubungan intim dengannya pada saat itu. Ntah kenapa tiba-tiba hasratku seperti sudah tak tertahan kepadanya, yang padahal dia sendiri masih asyik dengan tontonan sepakbolanya..


Memang tanpa diminta pun, dia sudah pasti mengajakku berkencan jika pas datang ke rumahku. Namun memang sepertinya pada malam itu gairahku sudah bisa ditahan lagi dan seperti berharap agar kami berdua segera memadu cinta di tempat biasa kami melakukannya, yakni di kamar tidurku..


"Bentar dulu dong ah! Ini kan belum selesai pertandingannya. Tanggung nih!" jawab Bang Maman dengan tegas, sembari sesekali mengepulkan asap rokok yang dihisapnya..


Mendengar jawaban itu, seketika hatiku jadi jengkel kepadanya. Soalnya aku bak seperti sedang memendam gejolak rindu yang besar kepada seseorang, namun perasaanku itu ternyata bertepuk sebelah tangan..


Pada akhirnya, aku hanya bersabar dan menunggu. Dalam pada itu, akhirnya akupun hanya bisa sekedar senderan ke kedua pahanya, dengan maksud ingin bermanja-manja dengannya. Sebab memang hasrat ingin bercinta dengannya pada saat itu begitu besar..


Belakangan, saking kesalnya aku nunggu dia beres nonton, aku sampai tertidur di kedua pahanya. Soalnya lama-lama bethe dan ngantuk juga. Aku baru tersadar kembali, ketika dia membangunkanku dengan menepuk sebelah pipiku..


*****


"Woi, bangun!" gertak dia, dengan nada seperti menyuruh..


"Iya bang." jawab aku, ketika terbangun oleh seruannya dengan kondisi mata kriyap kriyep..


"Jam berapa sih sekarang?" lalu aku bertanya kepadanya tentang kondisi waktu pada saat itu..


"Jam 10. Eh katanya Lu pengen kencan sama Gue. Yuk sekarang aja". Jawab dia yang lalu diiringi dengan ajakan kencan olehnya, sebagaimana permintaanku sebelumnya..


"Bentar dulu napa Bang! Aku kan masih baru bangun. Jadi tenagaku masih belum full" kilah aku yang seperti ingin menampik dulu ajakan dia pada saat itu..


Lalu dia seperti keukeuh ingin mengajakku berkencan pada saat itu juga: "Ayolah, mumpung Gue lagi bener-bener pengen juga nih sekarang."


"Ya udah atuh, kalau memang Abang maunya sekarang". Jawab aku yang seperti agak terpaksa mengiyakan permintaannya, walau sebenarnya aku juga menginginkannya..


Selanjutnya dia mengajakku ke kamar: "Hayo atuh!"


"Ah Abang, gendong. Soalnya neng masih lemes, karena masih baru bangun tidur" jawab aku dengan penuh manja..


"Ah elu, kebiasaan deh!" jawab suamiku ketika itu..


"Ya udah, mau gendong dimana? Depan atau belakang?" Tanya Bang Maman kepadaku, sembari diiringi dengan tawa kecil di bibirnya, yang seolah-olah seperti sedang mau mengajak bercanda denganku..


"Ya terserah Abang, enaknya dimana. Hehe" Jawab aku kemudian, sembari senyum-senyum senang sebagai pertanda bahwa aku sebentar lagi akan menikmati masa-masa indah bersamanya..


Namun belum sempat dia menanggapi jawaban dari pertanyaannya itu, lalu tiba-tiba aku melanjutkan ucapanku tersebut: " Ya udah deh, digendong belakang aja"..


"Ya udah, cepetan" jawab dia, sembari mengasongkan punggungnya di depanku..


"Oke, Abangku sayang!" balas aku kemudian, yang sambil bersiap meloncat ke atas punggungnya..


Selanjutnya dalam gendongannya, aku dibawa ke sebuah kamar di dalam rumahku, untuk kemudian kita akan melakukan ML a.k.a making love di sana..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perubahan Itu Telah Membuatku Jatuh Cinta Padanya

Love Forever

Seandainya Aku Bisa Menjelma Jadi Anaknya

Sejenak Bersama Pak RT (bag. 3)

Sungguh, Rasa Cintaku Ini Sehangat Gorenganmu Mas! (bag. 3)

Please! Buka Dong Maskermu Pakdhe

Kisah Cinta 3 Malam

Kangen (Seperti Dulu)

Tetanggaku, Idolaku

Bolehkah Aku Ikut Membantumu Cukuran Bang?