Semalam Bersama Bang Maman (bag. 2)


"Lu di atas ya posisinya" begitu permintaan Bang Maman, ketika kita pas sampai di kamar dan mau memulai berkencan..


"Ah Abang! Nggak mau ah. Soalnya neng lebih suka di bawah". Jawab aku dengan suara manja, buat menampik permintaannya..


"Eh Gue lagi capek nih. Lagian udah lama Gue nggak main dengan posisi di bawah" jawab suamiku dengan tegas, yang seolah memberikan alasan kenapa dia minta begitu..


"Ya udah deh, kalau Abang maunya begitu" jawab aku yang meski sebenarnya ogah, namun demi cintaku yang begitu besar kepada suamiku, aku rela mengamini permintaannya pada kencan malam itu..


Sebenarnya aku bukan tak suka dengan posisi itu. Namun jujur ketika aku ketika kencan dengannya, aku lebih suka posisi di bawah. Soalnya dengan begitu, aku yang akan jadi objek "nafsu birahinya" dia. Dan pastinya aku enjoy melakukannya..


Tentu aku bisa merasakan enjoy, karena ketika tubuhku jadi objek birahinya, dia selalu mencumbui tubuhku dengan bibirnya. Bukan hanya bibirku, namun seluruh tubuhku dari atas sampai bawah tanpa terkecuali..


Dan jujur, aku selalu menikmati sekali setiap dia melakukan itu pada saat kami kencan. Soalnya aku memang paling suka dengan bibirnya suamiku, yang menurutku seksi dan menawan. Ah nikmatnya tidak bisa diungkapkan deh, kalau pas dia melakukan aksinya tersebut..


Tapi memang yang bikin malas kalau disuruh di posisi atas itu adalah aku harus mau menjilati pen*snya dia dulu, sebelum kami berdua beraksi di permainan yang utama. Soalnya agak-agak gimana gitu ya, meskipun ya aku juga kadang menikmatinya..


*****


Dan seperti juga kencan kami pada malam itu yang diawali dengan aksiku dalam menjilati alat vit*lnya dia. Jujur meski kadang ogah melakukannya, tapi ya mau bagaimana lagi. Kebetulan aksi itulah yang membuat dia suka jika berhubungan intim denganku..


Tentu aku selalu mengamini permintaannya, oleh karena perasaanku yang begitu besar terhadapnya. Dan aksiku yang terbilang menjijikkan bagi sebagaian orang, aku anggap sebagai wujud bukti perasaanku dan baktiku sebagai seorang isteri..


Selanjutnya setelah aku melakukan itu, kemudian aku ciumi tubuhnya terutama yang bagian perut dan dadanya sembari aku elus-elus dengan perlahan. Jujur bagian inilah yang paling aku sukai, jika aku berkencan dengannya, terkhusus jika aku diharuskan berada di posisi atas..


Dan puncak dari pemanasan kencanku dengannya kala itu adalah dengan menciumi dan melumat-lumat habis bibirnya. Asli, ini juga hal yang paling kunantikan dari setiap kami melakukan ML. Soalnya bibirnya Bang Maman itu menurutku seksi dan menggoda banget..


Apalagi kalau baru habis cukuran (bulu kumisnya). Beuh, nikmatnya nggak ketulungan deh. Kebetulan pada saat itu juga dia baru habis cukuran dan itu membuat aku jadi makin bernafsu kepadanya..


Wajar sih kalau aku selalu bernafsu jika tampilan dia sedang dalam seperti itu. Sebab melihatnya saja sudah bergairah. Apalagi sampai bisa menciumi dan melumat bibirnya itu. Duh, nafsuku benar-benar tak bisa ditahan deh..


Bahkan aku bukan hanya menciumi dan melumat bibirnya saja pas lagi melakukan adegan itu. Namun aku juga menjilati bagian bibir atasnya yang klimis tanpa kumis tersebut, supaya lebih nikmat. Asyiknya dia pun juga melakukan hal yang sama dengan apa yang kulakukan ini..


"Ah kamu bang! Pesona bibirmu memang selalu bikin hatiku berdebar-debar dan jantungku berdetak seribu kali"..


Setelah adegan itu, step berikutnya yang kulakukan adalah memasukkan lubang vag*naku terhadap pen*snya yang mana memang sudah menegang daritadi. Bahkan sepertinya dia sudah siap memuncratkannya terhadap alat vitalku itu..


Dan akhirnya puncak dari permainan kami malam itu pun terjadi yakni kami berhubungan intim dengan posisi tidak berubah sedari awal; aku diatas dan dia di bawah. Tentu kami berdua sama-sama menikmatinya, meski aku sendiri kurang suka dengan posisi itu..


Selanjutnya kami berdua larut dalam permainan kami dengan penuh hasrat, nafsu dan gairah yang tinggi. Lalu sejurus dengan itu, suara desahan nafas dari kedua mulut kami pun terpancar yang menandakan kalau kami benar-benar menikmati kencan kami malam itu..


Permainan kami baru berakhir manakala dia mengeluarkan air man*nya ke dalam lubang kemaluanku. Sementara aku sendiri, sudah sedari tadi keluar karena aku sudah merasakan puncak kenikmatannya, saat masih mencumbu tubuhnya..


Huft! Permainan kami malam ini bikin lumayan capek sebenarnya. Tapi tetap saja nikmatnya masih terasa. Dan pastinya kami berdua bahagia, bisa menumpahkan perasaan dan hasrat kami pada malam itu dengan melakukan ML..


*****


"Bang! Abang kalau bisa tiap hari dong kesini. Atau setidaknya lebih sering kesini. Soalnya biar kita bisa sering begini (baca: melakukan ML)" gumam aku kepada Bang Maman dengan nada lirih, sesaat setelah kami selesai berkencan..


Ketika itu posisiku masih di atas badannya dia, dengan posisi kepala dan wajah persis di atas dadanya dia. Bahkan kala itu pen*snya dia itu masih menempel di lubang kemaluanku. Sementara dia sendiri dalam posisi terbaring dan terkulai lemas, sembari tidur-tidur ayam gitu..


"Kamu harus ngerti dong! Gue kan di rumah banyak tanggung jawab. Ya kerjaan, ya anak isteri (pertama)" jawab dia kala itu, sambil tak lupa meremas kepalaku dengan tangan kanannya sebagai pertanda dia benar-benar menyayangiku dan mencintaiku..


"Ah abang mah gitu deh" jawab aku kemudian dengan nada sedikit kecewa..


Mendengar jawabanku itu, dia kali ini tak merespon. Bahkan sepertinya dia tak mendengar atas ucapanku yang barusan. Soalnya kulihat dia seperti mau tertidur, karena matanya benar-benar hampir nggak melek sama sekali..


"Eh lu bangun dong! Gue mau pake baju dan celana nih" tiba-tiba dia menyuruhku buat enyah dari atas tubuhnya, karena kebetulan dia mau pakai baju dan celana yang sebelumnya dia kenakan sebelum kami melakukan ML. Kebetulan pada saat itu posisi kami berdua memang masih dalam keadaan telanjang bulat..


"Ih Abang mah! Kirain mau bablas sampai tertidur, dengan posisi tadi" sanggah aku terhadapnya yang sambil terbangun dari pangkuan dan dekapannya..


"Lu gila aja, gue tidur sambil mangku dan peluk badan lu. Emangnya nggak berat apa?" jawab dia, sembari perlahan memakai celana dan baju yang akan dia pakai, dengan posisi duduk di tempat tidur..


"Tapi kalau beneran sampai begitu, aku malah justru senang Bang! Soalnya aku jadi bisa memelukmu tubuhmu sampai puas. Hehe" jawab aku lagi, sambil aku memeluk tubuhnya dari belakang..


"Ah itu mah maunya elu. Tapi emang lu nggak pernah merasa puas apa, dengan apa yang kita lakukan tadi? Atau dengan perlakuan gue selama ini ke elu?" kali ini dia meresponnya ucapanku dengan sebuah pertanyaan..


Aku tak langsung menjawab pertanyaan itu, meskipun aku faham maksudnya. Tapi pertanyaannya tersebut, mestinya tak harus kujawab dengan serius. Soalnya dia ngomongnya juga sambil sedikit berkelakar..


"Bang! Aku tuh cinta banget sama Abang. Jadi wajar dong, kalau aku berharap bisa berdua dan deketan terus sama Abang, dalam setiap saat dan waktu" aku kemudian menjawab pertanyaannya, tapi justru malah dengan nada serius..


"Lagian Abang kesini kan jarang-jarang. Jadi apa salahnya aku memanfaatkannya dengan sebaik mungkin? Ya salah satunya dengan selalu ingin berada dalam pelukan Abang, ketika Abang main kesini" tambah aku lagi, yang seolah menegaskan bahwa perasaanku padanya memang tidaklah main-main..


"Gue ngerti perasaan elu. Tapi lu juga kudu ngarti sama kondisi dan keadaan gue di rumah isteri gue pertama" jawab dia atas curahan perasaanku pada saat itu, yang sambil merangkulku dengan tangan kirinya dan menatapku dengan penuh perhatian..


"Iya Bang. Aku juga tahu dengan keadaan Abang dan aku juga sadar siapa aku, yang cuma sekedar isteri kedua Abang. Aku tuh tadi cuma ingin menegaskan, kalau aku tuh sayang dan cinta banget sama Abang. Dan aku rela berbuat apa saja demi Abang" balas aku atas ucapannya dia itu..


"Makasih ya atas pengertiannya" respons dia yang sambil tak lupa mencium pipiku yang sebelah kanan..


"Ih Abang! Sama cium bibirnya juga dong" kali ini aku merajuk, atas perlakuan manja dia ke aku..


"Ah elu! Emang daritadi nggak puas apa, nyiumin bibir gue pas tadi kita kencan?" sanggah dia, atas permintaanku itu..


"Jujur Bang! Aku suka banget kalau bibir Abang sedang klimis begini. Ih, pengen rasanya megang terus-terusan dan lalu kuciumi yang lama. Hehe" kilah aku memberikan alasan, atas permintaanku tersebut..


"Ya udah, sini bibir lu gue cium lagi yang lama" jawab dia yang tak lama kemudian langsung nyosor mencium bibirku dengan penuh mesra dan pastinya dengan waktu yang tidak sebentar..


"Makasih ya Bang! Aku jadi makin tambah cinta deh sama Abang" respon aku dengan peraasaan senang, atas perlakuan dia barusan..


"Kita tidur yuk!" dia kemudian mengalihkan pembicaraan, dengan mengajak tidur di malam itu..


"Lho, Abang mau nginep kah malam ini?" jawab aku atas ajakannya itu, yang cukup mengagetkan sebenarnya. Soalnya dia jarang banget nginap di rumahku, meski sering main ke sini..


"Ya ngineplah. Ini kan udah tengah malam. Lagipula gue lagi males pulang ke rumah" jawab dia memberikan alasan, kenapa dia mau menginap di rumahku pada malam itu..


"Oh gitu. Asyik, akhirnya aku bisa tidur berdua lagi bareng Abang. Hehe" respons aku, yang seperti senang dengan rencana dia itu..


"Iya. Tapi elu nanti jangan tidur di atas pelukan gue ya. Soalnya suka pegel-pegel, kalau pas bangun paginya" kilah dia atas perasaan senangku pada saat itu, meski pada akhirnya dia meminta syarat atasku jika dia mau menginap di rumahku..

"Oke bos! Perintah dilaksanakan" jawab aku kemudian, yang sambil diiringi dengan senyum sebagai pertanda kalau aku sangat bahagia sekali dengan tindakannya itu..


Dan akhirnya kami berdua pun tertidur pulas di malam itu. Tentu kami berdua tidur dalam keadaan senang, karena kami habis bercinta dengan penuh hasrat dan gairah yang tinggi yang pada saat itu sedang kami miliki..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perubahan Itu Telah Membuatku Jatuh Cinta Padanya

Love Forever

Seandainya Aku Bisa Menjelma Jadi Anaknya

Sejenak Bersama Pak RT (bag. 3)

Sungguh, Rasa Cintaku Ini Sehangat Gorenganmu Mas! (bag. 3)

Please! Buka Dong Maskermu Pakdhe

Kisah Cinta 3 Malam

Kangen (Seperti Dulu)

Tetanggaku, Idolaku

Bolehkah Aku Ikut Membantumu Cukuran Bang?